Tulisan pendek ini disusun menanggapi keributan di milis, antara pembela dan penentang Laskar Jihad dan juga para pembela dan penentang "Laskar Merah."
YS
Subject: Apa arti sebuah nama?
Date: Mon, 03 Dec 2001 00:14:21 -0500
Dear all:
Setiap kali kita mendengar kata "Jihad", "Laskar Merah," dsb, yang langsung terbentuk di kepala kita adalah image bahwa ini "perang agama." Karena itu tak heran, beberapa anggota milis yang beragama Kristen (termasuk saya) akan langsung bereaksi begitu mendengar berita yang memburuk-burukkan Kristen, dan di milis lain, yang beragama Islam langsung bereaksi jika mendengar berita yang memburuk-burukkan Islam.
Maaf jika saya salah, tapi saya rasa para pembaca pasti sudah tahu bahwa di milis-milis lain, para peserta milis yang beragama Islam tentu sangat peka kalau mendengar atau membaca berita yang menyudutkan Laskar Jihad. Begitu juga kalau peserta milis yang Kristen membaca berita yang menyudutkan Laskar Kristen di Maluku. Karena itu para peserta milis akan cenderung sangat kritikal atau skeptik jika membaca berita seperti itu. Saya yakin bukan karena semua mendukung Laskar Jihad ataupun gerakan lain yang menggunakan kekerasan, melainkan ada "defense mechanism" di dalam diri masing-masing yang berusaha membela "agama"-nya dan menganggap tak mungkin berita-berita yang menyudutkan agama masing-masing benar.
Tapi untuk yang namanya Laskar Jihad atau Laskar Merah atau apapun namanya, sebetulnya kita perlu sangat kritis. Saya berharap agar para pembaca "membongkar" nama-nama itu dan melihat apa yang terjadi di lapangan.
Yang saya lihat terjadi di Indonesia adalah agama digunakan sebagai "pembenaran" bagi perbuatan biadab yang mengakibatkan penderitaan rakyat. Silahkan "serbu" saya sebagai provokator, tapi ada satu term yang saya gunakan untuk makhluk sejenis mereka: "Thugs" atau bandit.
Mengapa saya katakan bandit? Tidak lain karena perbuatan laskar-laskar tersebut yang menyatakan diri mereka sebagai "pembela agama" tak berbeda jauh dari perbuatan kriminil yang mengorbankan rakyat yang tak berdosa. Coba kalau kita belah kerusuhan di Maluku tahun 1999, apa awalnya? Keributan antara gang kriminal Islam lawan Kristen yang memperebutkan daerah kekuasaan yang menjalar karena provokasi dari Jakarta menjadi "perang agama." Kenapa menjalar? Karena polisi dan militer yang tak becus menjaga keadaan, sehingga kriminal-kriminal tersebut bebas bertindak tanpa takut akan dilempar ke bui akibat perbuatan mereka. Rakyat tentunya yang menjadi korban, terpaksa "memilih" untuk lebih baik di bawah "ganglord" yang mana.
Tapi apakah ini sebetulnya perang agama atau seperti kata Huntington "Clash of Civilization"? Tidak. Karena yang terjadi adalah perang antara kriminal.
Saya memandang bahwa pasukan-pasukan milisi dari semua agama termasuk Laskar Jihad yang masuk di tahun 2000 semakin memperkeruh suasana. Pasukan-pasukan tersebut tidak lain adalah kaki tangan politikus ekstrimis yang gila kuasa dan digunakan sebagai alat teror kepada lawan-lawan politik lain. Saya menuduh bahwa laskar-laskar apapun baik di Maluku, Poso, Jawa Timur, ataupun Kalimantan sebagai kaum fanatik yang sebetulnya kalau di alam demokrasi yang sempurna adalah orang-orang di pinggir jalan yang berteriak-teriak tanpa diacuhkan orang-orang yang lalu lalang. Di jaman berantakan ini, mereka bisa tampil di pentas karena dengan kekerasan yang menjadi sarana untuk mereka agar bisa "didengar" oleh pemerintah pusat dan bisa menekan pemerintah. Apalagi dengan angka pengangguran yang tinggi, yakni sekitar 20 juta orang, merupakan sumber daya yang cukup sebagai "tentara bayaran."
Kriminal-kriminal itu beraksi sesuai dengan naluri mereka: merampok, menjarah, memperkosa, dan menghancurkan. Tapi saya jamin, begitu kaum kriminal ini dihadapkan dengan tentara yang berdisiplin, mereka akan kocar-kacir, karena pada dasarnya memang mereka pengecut yang hanya ingin "easy gain" dengan rampok. Ngapain mengorbankan nyawa? Karena itu, saya yakin pasti ada semacam doa restu dari Jakarta yang memberikan garansi agar perbuatan biadab mereka tak akan dibawa ke pengadilan.
Intinya adalah: ini bukan konflik agama, melainkan konflik kaum kriminal. Karena itu, satu jalan yang dibutuhkan: pasukan yang kuat, terlatih, berdisiplin, serta bersenjata lengkap. Laskar-laskar, dsb merupakan paramilitary unit, yang mutunya setingkat diatas kriminal, tapi tetap bukan merupakan pasukan militer betulan. Dengan pasukan disiplin dan kepastian hukum, maka saya jamin kerusuhan etnis di Indonesia akan lenyap dengan sendirinya.
Beberapa informasi tambahan:
http://www.intl-crisis-group.org/
http://www.humanrightswatch.org/asia/indonesia.php
Salam,
YS
No comments:
Post a Comment